Sunday, June 16, 2013

makalah pengantar ekonomi perusahaan(merger bank lippo dan bank niaga)


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Era globalisasi yang membuka peluang usaha semakin lebar secara langsung menciptakan persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan baik lokal maupun asing semakin ketat.Kondisi tersebut memicu atau dapat dikatakan memaksa perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi usahanya agar dapat bertahan atau lebih berkembang. Beberapa perusahaan melakukan pertumbuhan internal dengan cara memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas pabrik, menambah produk atau mencari pasar baru. Namun, lebih banyak perusahaan yang memilih mengembangkan usahanya dengan melakukan merger. Dalam praktiknya, banyak transaksi merger yang dilakukan oleh perusahaan didorong oleh motif untuk meningkatkan kekuatan pasar (market power) di pasar bersangkutan, baik peningkatan kekuatan pasar pada satu perusahaan (single dominance) maupun peningkatan kekuatan pasar pada sekelompok perusahaan yang independen (collective dominance). Motif merger untuk meningkatkan kekuatan pasar (market power)tersebut dapat mengacu pada praktik persaingan usaha tidak sehat yang dalam hal ini praktik monopoli.
Dalam perkembangannya, perusahaan dapat mengadakan kerjasama, penggabungan dengan perusahaan lain, atau berkembang sendiri tanpa mengikutsertakan peran perusahaan lain. Pembentukan organisasi baru dapat dilakasanakan baik dengan ataupun tanpa melebur organisasi yang sudah lama. Merger, konsolidasi, akuisisi adalah hal yang sangat umum dilakukan agar perusahaan dapat  memenangkan persaingan, serta terus tumbuh dan berkembang. Pembahasan berikut adalah  mengenai merger Merger merupakan salah satu pilihan terbaik untuk memperkuat fondasi bisnis, jika merger tersebut dapat memberikan sinergi. Sutan Remy Syahdeini memberikan definisi merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu perusahaan dan melikuidasi perusahaan-perusahaan lainnya.


BAB II
LANDASAN TEORI
1.        Pengertian Merger
Merger adalah proses difusi dua perseroan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
a)      Merger terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.      Merger Horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, merger perusahaan sepatu, merger perusahaan kapas. Contoh PT “A” yang mengusahakan kapas, bergabung dengan PT “B” yang mengusahakan pemintalan, bergabung dengan PT “C” yang mengusahakan kain dan seterusnya. Dengan demikian, tujuan kerjasama disini adalah menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi, dimana PT “B” akan mempergunakan produk PT “B” dan seterusnya.
2.      Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan  pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan bank merger dengan peurusahaan mobil. Contoh: PT. A, PT. B, PT. C bergabung, lalu PT B yang menjadi induk perusahaan.
3.      Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik, atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan Badan Usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang disatukan.
b)     Syarat –Syarat Merger
Hazel J.Johnson (1995) menyatakan, prasyarat yang harus dianalisis terlebih dahulu dari kedua Bank yang akan melakukan merger adalah:
1.      Kondisi keuangan masing-masing Bank, merger sesama bank sehat atau karena collapse
2.      Kecukupan modal
3.      Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger.
4.      Apakah merger dapat memberi manfaat bagi pengguna jasa Bank tersebut.
c)      Joseph F. Sinkey (1983), menjelaskan motivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan merger, antara lain:
1.      Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat,Guna meningkatkan pangsa pasar,
2.      Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang lebih baik.
3.      Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masing-masing perusahaan.
d)     Ronnie H. Rusli (1992:30) mengemukakan lima macam alasan suatu perusahaan melakukan merger, yaitu:
1.      Keinginan untuk mengurangi kompetisi antar perusahaan atau ingin memonopoli salah satu bidang usaha,
2.      Untuk memanfaatkan kekuatan pasar yang belum sepenuhnya terbentuk,
3.      Untuk mencapai skala ekonomi tertentu sehingga dapat menjadi lowest cost producer,
4.      Untuk memperoleh sumber bahan baku yang murah (dari hulu ke hilir)
5.      Untuk mendapatkan akses pasar atau dana yang relatif murah karena kapasitas utang yang semakin besar serta kemampuan, baik dalam hal teknologi maupun manajerial.
Selain itu masih terdapat beberapa faktor yang mendorong motivasi untuk merger, seperti: upaya diversifikasi, menurunkan biaya dana, dan menaikkan harga saham secara emosi (bootstrapping of earning per share) karena adanya pengumuman akan merger bagi perusahaan publik.





BAB III
PEMBAHASAN
1.      Profil Bank
1.1.            Bank Niaga
Bank Niaga didirikan pada 26 September 1955, dan saat ini merupakan bank ke-7 terbesar di Indonesia berdasarkan aset serta ke-2 terbesar di segmen Kredit Kepemilikan Rumah dengan pangsa pasar sekitar 9-10%. Bumiputra-Commerce Holdings Berhad (BCHB) memegang kepemilikan mayoritas sejak 25 November 2002, kemudian dialihkan kepada CIMB Group, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh BCHB, pada 16 Agustus 2007. Sebagai salah satu bank paling inovatif di Indonesia, Bank Niaga memperkenalkan layanan ATM pada tahun 1987 dan menerapkan sistem perbankan on-line pada tahun 1991. Dengan lebih dari 6.000 karyawan, Bank Niaga menawarkan rangkaian lengkap produk dan jasa perbankan, baik konvensional maupun Syariah melalui 256 kantor cabang di 48 kota di Indonesia. Bank Niaga memiliki reputasi yang sangat baik di bidang pelayanan nasabah dan tata kelola perusahaan, serta telah melahirkan banyak bankir handal di Indonesia.
Melalui jaringan kantor cabang dan ATM yang luas serta keberagaman jalur distribusi perbankan elektronik, Bank Niaga menghadirkan layanan perbankan yang dikemas sesuai selera nasabahnya. Diantara berbagai penghargaan pernah diterima diantaranya peringkat pertama untuk Performance Management and Training and Development pada ajang HR Excellence Award 2007, dinobatkan sebagai Bank Terbaik oleh Majalah Investor, serta predikat ‘The Most Consistent Bank in Service Excellence’ oleh Marketing Research Indonesia pada tahun 2006. Selama lima tahun berturut-turut antara 2003-2007, Bank Niaga memperoleh penghargaan Laporan Tahunan Terbaik untuk kategori perusahaan swasta publik sektor keuangan dalam Annual Report Award.

1.2.      Bank Lippo
Bank Lippo didirikan pada bulan Maret 1948. Menyusul merger dengan PT Bank Umum Asia, Bank Lippo mencatatkan sahamnya di Bursa Efek pada November 1989. Pemerintah RI menjadi pemegang saham mayoritas di Bank Lippo melalui program rekapitalisasi yang dilaksanakan pada 28 Mei 1999. Pada tanggal 30 September 2005, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia, Khazanah Nasional Berhad mengakuisisi kepemilikan mayoritas di Bank Lippo. Sejak saat itu, Bank Lippo bergerak cepat menerapkan strategi pertumbuhan yang baru, yang dirancang untuk membawa Bank Lippo setara dengan bank kelas dunia. Bank Lippo mempelopori layanan E-Banking di Indonesia. Saat ini, Bank Lippo merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan hampir 5.000 karyawan, yang menghadirkan produk dan layanan perbankan berkualitas melalui 401 kantor cabang dan 722 ATM untuk melayani nasabah di lebih dari 120 kota di seluruh Indonesia. Dengan 126 bank di sektor perbankan di Indonesia, maka dipandang perlu untuk melakukan langkah konsolidasi untuk mewujudkan struktur industry perbankan yang lebih kokoh dan sehat. Untuk memfasilitasi konsolidasi tersebut, Bank Indonesia (BI) melakukan restrukturisasi kepemilikan bank melalui apa yang disebut Kebijakan Kepemilikan Tunggal bagi Bank. Sesuai dengan kebijakan ini, sebuah entitas hanya diperbolehkan menjadi pemegang saham pengendali di satu bank saja.

1.3.      Latar Belakang Penggabungan
Merger Niaga Dan Lippo merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal (single presence policy / SPP ) yang ditetapkan Bank Indonesia. Ketentuan SPP mewajibkan kepemilikan tunggal bagi pemegang saham pengendali dilebih dari satu Bank. Oleh karena itu, Khazanah Berhad asal Malaysia selaku pemilik saham Bank CIMB Niaga dan Lippo Bank memutuskan untuk merger.  Selain itu jika merger terlaksana, struktur permodalan akan semakin kokoh dengan asumsi Niaga memiliki ekiuditas sebesar Rp 5 triliun dan Lippo sebesar Rp 3,6 triliun, maka merger akan memiliki modal Rp 8,7 triliun. Dengan modal sebesar itu, akan memberikan kredit tanpa harus khawatir terbentuk BMPK ( batas maksimium pemberian kredit ). Disamping itu, bank hasil merger juga akan lebih cepat memenuhi syarat Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank berskala nasional yang mensyaratkan modal minimal sebesar 10 triliun. Merger itu juga akan melahirkan sinergi positif. Lippo yang dikenal cukup kuat diusaha kecil menengah (UKM) dan system pembayaran (Payment back), diyakini akan bias menopang bisnis Niaga sebagai pemain kuat disegmen korporat dan kredit perumahan. Kondisi yang ada adalah penetrasi kredit Lippo masih amat rendah. Itu terbukti dari Loan to deposit ratio (LDR) yang hanya sekitar 50,7 %. Sedangkan di Niaga sekitar 95 % dana masyarakat mengalir dalam bentuk kredit.
1.4.      Proses penggabungan Bank Lippo dan Bank Niaga
Proses merger melibatkan dua institusi perbankan terkemuka di Indonesia yaitu Bank CIMB Niaga (selanjutnya disebut Bank Niaga) dan Bank Lippo, menjadi Bank CIMB Niaga. Merger ini berawal dari kebijakan BI mengenai kepemilikan tunggal di Indonesia, dimana pemegang saham mayoritas dari Bank Niaga maupun Bank Lippo memilih merger sebagai opsi terbaik demi kepentingan seluruh stakeholder. Merger ini membentuk bank keenam terbesar di Indonesia berdasarkan aset. Perpaduan keunggulan kedua bank menciptakan sebuah bank yang lebih baik dan bersaing serta tumbuh di tengah makin ketatnya persaingan sektor perbankan Indonesia. Bagi CIMB Group, merger ini akan memperkokoh posisi dan meningkatkan prospek pertumbuhannya sebagai kelompok bisnis terkemuka di Asia Tenggara. Selama tahap perencanaan merger, terjadi beberapa peristiwa penting di sektor industri keuangan di Indonesia.
Sekalipun demikian, Bank CIMB Niaga tetap memiliki pijakan kokoh untuk menjadi sebuah bank terpercaya yang diperhitungkan di sektor perbankan Indonesia yang sangat kompetitif. Tantangan saat ini adalah bagaimana kami dapat melakukan integrasi operasional kedua bank untuk menggalang potensi sinergi di antara Bank Niaga, Bank Lippo dan CIMB Group. Kami telah bertekad untuk mewujudkan Bank CIMB Niaga sebagai bank universal di Indonesia.
Dimana jenis penggabungan yang dilakukan CIMB Niaga dengan Lippo adalah Merger Statutori, dimana entitas Bank CIMB Niaga dipertahankan karena memiliki asset lebih besar, sedangkan nama Lippo Bank masuk kotak sejarah “penggabungan itu akan menguatkan posisi CIMB Niaga dalam persaingan industry keuangan di Indonesia, “ujar Group chief executive CIMB Group , Dato’ Nazir Razak.
                                                    

Merger Bank Lippo dan Bank Niaga, dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2008 dengan nama baru PT CIMB Niaga Tbk dan selanjutnya seluruh aset dan kewajiban Bank Lippo di alihkan ke CIMB Niaga. Berdasarkan data BI triwulan 1-2008, nilai aset CIMB Niaga sebesar Rp 54,82 triliun, sedangkan nilai aset Lippo sebesar Rp 39,73 triliun. Merujuk pada data BI tersebut, total aset kedua bank setelah merger diperkirakan menjadi RP 94,55 triliun. Merger Niaga dan Lippo merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal (single presence policy/spp) yang ditetapkan Bank Indonesia. Sebelum merger, Khazanah memiliki 93% saham bank Lippo melalui Santubong Investment BV dan Greatville Pte Ltd. Sedangkan di Bank Niaga sebesar 62,41% melalui CIMB Group penyedia jasa keuangan terbesar kedua di Malaysia milik Bumiputera-Commerce Holding Berhad (BCHB). Setelah merger, CIMB dan Khazanah masing-masing menguasai saham sebesar 58,7% dan 18,7%.
1.5.            Pemilihan Nama CIMB Niaga
Merger ini merupakan penggabungan dari Bank Niaga, yang selama 53 tahun telah mengukir namanya dalam sejarah kredit bank di Indonesia, dan Bank Lippo yang memiliki posisi di segmen ritel melalui jaringan cabang yang luas dan produk pendanaan yang terkenal. Dari awal, kami menyadari bahwa nama Bank Lippo memiliki keterkaitan yang erat dengan aktivitas kelompok perusahaan Lippo Group, sementara kami lebih menginginkan membangun suatu identitas yang sama sekali baru sebagai bagian dari CIMB Group. Setelah melalui diskusi berkepanjangan, kami memilih menggunakan nama CIMB Niaga, menandai dimulainya suatu babak perjalanan yang baru bagi bank hasil merger yaitu:
·         CIMB Niaga adalah brand utama dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan logo CIMB Niaga tampil mewakili entitas tersebut pada kebanyakan materi komunikasi dan signage. Selain itu, terdapat dua sub-brand masing-masing untuk segmen pasar yang berbeda.
·         CIMB Niaga Preferred Circle menggabungkan layanan Preferred Circle (dari Bank Niaga) dan VIP Banking (dari Bank Lippo) yang ditujukan untuk segmen pasar mass affluent
·          CIMB Niaga Private Banking adalah nama baru bagi layanan Bank Niaga Private Banking yang ditujukan pada segmen high net worth individual.

1.6.            Permasalahan Setelah Penggabungan 
Pengunduran diri beberapa karyawan karena ketidaknyamanan akibat perbedaan baik dari sisi orientasi bisnis maupun colporate culture yang jelas tidak sama.
Menurut Ahmad Deni Daruri, Prisiden Direktur Center for Bank Crisis (CBC) ketidak cocokan kultur jika dipertahankan justru akan berpengaruh negative bagi perjalanan Bank dimasa depan,” ini kembali kepada persoalan prefesionalisme,orang profesioanal kalau tidak cocok  biasanya mundur,”tukasnya”.
Dari sekitar 11 ribu karyawan hasil penggabungan sebanyak 97% karyawannya tetap memilih  bergabung dengan Bank CIMB Niaga.
Kinerja Keuangan  Bank CIMB Niaga diperkirakan tidak akan segera membaik, soalnya selain efek dilusi, juga karena biaya merger yang tinggi. Kinerja itu baru akan membaik pada 2009-2010. Analis Trimegah  Securities Arhya Satyagraha dalam risetnya, di Jakarta, Selasa (3/6), memaparkan biaya merger cukup besar yang diperkirakan mencapai Rp. 1,112 Triliun. Dalam pos biaya tersebut sudah termasuk biaya pajak yang harus dibayar.

Ø  Hasil Merger Bank Lippo dan Niaga :
1.      Pasca merger, Simpanan Nasabah CIMB Niaga Meningkat
2.      PT Bank CIMB Niaga Tbk meraih predikat perusahaan "Sangat Tepercaya".
4.      Niaga-CIMB Group Kirim Pelajar ke Malaysia

2.      Profil Bank CIMB Niaga
2.1       Bank CIMB Niaga
PT Bank CIMB Niaga Tbk atau yang lebih ikenal dengan CIMB Niaga adalah sebuah bank yang berdiri pada tahun 1955. Saat ini CIMB Niaga merupakan bank terbesar ke-lima di Indonesia dilihat dari sisi aset, dan diakui prestasi dan keunggulannya di bidang  pelayanan nasabah dan pengembangan manajemen. Saat ini mayoritas saham Bank CIMB Niaga dimiliki oleh CIMB Group. Bank CIMB Niaga merupakan bank pembayar (payment bank) KSEI terbesar dari nilai transaksi, dan dengan pangsa pasar 11%, saat ini CIMB Niaga adalah bank penyedia kredit pemilikanrumah terbesar ketiga di Indonesia.
2.2              Sejarah Singkat Bank CIMB Niaga
CIMB Niaga pertama kali didirikan pada tanggal 26 September 1955 sebagai bank swasta nasional dengan nama Bank Niaga. Setelah terbentuk, membangun nilai nilai inti dan profesionalisme karyawan menjadi perhatian utama bank. Pada tahun 1969, ketika sektor swasta di Indonesia dilanda krisis, Bank Niaga mampu bertahan dan berhak memperoleh jaminan dari Bank Indonesia. Bank Niaga kemudian merevisi rencana usahanya pada tahun 1974, dan berganti menjadi bank umum agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah.    Pada tahun 1976 Bank Niaga meluncurkan Program Kredit Profesional, yaitu pinjaman bagi para profesional seperti ahli teknik,dokter, dan sebagainya. Selanjutnya, pada tahun 1981-1982, Bank Niaga menjadi bank pertama di Indonesia yang menerapkan sistem perbankan jaringan (online) dan sistem jaringan kantor cabang. Langkah berikut yang ditempuh Bank Niaga adalah membentuk jaringan unit usaha penukaranvaluta asing resmi di sejumlah kantor cabang pada tahun 1985 beserta beragam produk baru. Di tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia.
Pada Juni 1989 merupakan tahun Bank Niaga melakukan penawaran saham perdana sehingga menjadi perusahaan terbuka. Saham yang ditawarkan laris dibeli, dan saham yang dipesan mencapai empat kali lipat dibanding jumlah saham yang diterbitkan (20,9 juta saham). Bank Niaga mulai menyediakan layanan bagi nasabah kelas menengah-atas pada tahun 1998, guna memperbesar jumlah nasabah. Pada tahun 1999, Bank Niaga menjadi bank di bawah pengawasanBadan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), namun bukan akibat tindak korupsi. Pengambilalihan bank oleh BPPN dilakukan karena dana pemegang saham untuk rekapitalisasi kurang dari 20%.
Commerce Asset Holdings Berhad (CAHB), yang sekarang dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad, mengakuisisi saham Bank Niaga pada tahun 2002. Tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. Dalam rangka memenuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia, Khazanah Nasional Berhad sebagai pemilik saham mayoritas Lippo Bank dan juga saham pengendali Bank Niaga (melalui CIMB Group), melakukan penggabungan (merger) kedua bank tersebut secara resmi pada tanggal 1 November 2008 yang diikuti dengan pengenalan logo kepada masyarakat luas.
Bank CIMB Niaga hadir untuk terus melanjutkan tradisi dan legacy terbaik dari dua bank besar dan terkemuka di Indonesia, Bank Niaga dan Bank Lippo. Kedua bank tersebut memiliki pengalaman yang panjang dalam memberikan layanan prima bagi para nasabahnya di seluruh tanah air, sehingga semakin memperkuat posisi Bank CIMB Niaga dalam lansekap industri perbankan di tanah air. Fenomena lahirnya kekuatan baru Bank CIMB Niaga, patut disyukuri bersama oleh semua pihak, karena hal ini berarti telah lahir sebuah sinergi dari dua kekuatan bank swasta nasional yang memiliki reputasi yang baik, untuk turut mendukung perekonomian di Indonesia, mempercepat lahirnya wirausaha baru di tanah air, serta memperkuat layanan kepada nasabah, dengan lebih baik, lebih efisien, dan lebih beragam produk dan layanannya.
Secara bisnis dan operasional, Bank CIMB Niaga masih menunggu tahapan integrasi berikutnya, atau dikenal dengan istilah Single Platform Day 1 (SPD1). Namun kegiatan bisnis perbankan tetap berjalan seperti biasanya. Karyawan tetap memberikan layanan terbaik dan para nasabah akan terus memperoleh berbagai kemudahan dan fasilitas jasa perbankan. Proses merger yang telah berjalan baik ini, menjadi bukti sekaligus momentum bahwa apa yang telah menjadi komitmen dan dukungan Pemegang Saham telah dijalankan dengan secara baik dan konsisten. Dukungan karyawan yang besar untuk turut bergabung dalam bank hasil merger ini, tentunya semakin memperkuat keyakinan kita bahwa bank ini akan tumbuh lebih besar lagi di masa mendatang. Melalui Laporan Proses dan Pencapaian Merger ini, saya yakin bahwa keberhasilan merger Bank CIMB Niaga saat ini patut dicatat dalam sejarah perbankan nasional di Indonesia. Semoga prestasi yang telah diraih selama ini dapat menjadi pijakan yang kokoh untuk meraih sukses di tahap selanjutnya.





Gambar
Events Highlights

Merger kick of bank niaga dan bank lippo 24 march 2008
                
Pada tanggal 24 Maret 2008, bertempat di Financial Hall, Graha Niaga Jakarta, telah dilangsungkan acara merger kick off Bank Niaga dan Bank Lippo dengan tema ‘Combined Strength’. Acara tersebut dihadiri oleh anggota Integration Steering Committee (ISC) yang diketuai oleh Dato’ Sri Nazir Razak, Group CEO CIMB dan beranggotakan Bp. Glenn Yusuf, Mr. Hendrik G. Mulder, Presiden Direktur Bank Lippo, Bp. Daniel James Rompas, Wakil Presiden Direktur Bank Niaga, Bp. Lim Eng Khim, Direktur Bank Lippo dan Bp. Kenny Kim dari CIMB Group serta Direksi dan Senior Officer dari kedua bank.

SENIOR MANAGEMENT BRIEFING 30 MAY 2008
Pada tanggal 30 Mei 2008, bertempat di Financial Hall Graha Niaga Lantai 2, dilaksanakan Acara Senior Management Briefing yang dihadiri oleh Dato’ Sri Nazir Razak, BOD Bank Niaga dan Bank Lippo, BoSE Bank Niaga, dan seluruh karyawan pimpinan dari Bank Niaga dan Bank Lippo. Acara diisi dengan presentasi dari Dato’ Sri Nazir Razak - Group Chief Executive Officer CIMB Group mengenai perkembangan terbaru proses merger antara Bank Niaga dan Bank Lippo dan merger plan launching yang akan diadakan pada Senin tanggal 2 Juni 2008. Nama baru bank hasil merger adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk.

MERGER PLAN SIGNING 02 JUNE 2008
Pada tanggal 02 Juni 2008 bertempat di Ballroom Shangri-La hotel, telah dilaksanakan penandatanganan rancangan merger Bank Niaga dan Bank Lippo. Pada kesempatan penandatanganan rencana merger ini yang disaksikan oleh Dato’ Sri Mohd Najib Tun Razak, Wakil Perdana Menteri Malaysia, hadir wakil-wakil dari Bank Negara, Bank Niaga, dan Bank Lippo. Acara penandatanganan rancangan merger Bank Niaga dan Bank Lippo dibarengi dengan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya acara jamuan makan siang yang turut dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia H. M. Yusuf Kalla dan dilanjutkan juga dengan konferensi pers diisi presentasi dari Dato’ Sri Nazir Razak tentang hasil kelayakan merger Bank Niaga dengan Bank Lippo. Rangkaian kegiatan acara diakhiri dengan Analyst Meeting, yang turut mengundang para analyst dari kedua bank.
EGM MERGER PLAN BANK NIAGA & BANK LIPPO 18 JULY 2008
    
Pemegang saham PT Bank Niaga Tbk dan PT Bank Lippo Tbk menyetujui resolusi tentang penggabungan usaha (merger)kedua bank dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-Bank Lippo) yang diadakan hari ini. Mereka menyetujui rencana penggabungan usaha yang telah diumumkan pada 2 Juni 2008.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1.        Merger hanya akan dilakukan jika nilai dari perusahaan hasil merger lebih besar dibanding dengan jumlah nilai masing-masing perusahaan.
V merger > V a + V b
V merger = nilai (value) perusahaan hasil merger
V a = nilai perusahaan a sebelum merger
V b = nilai perusahaan b sebelum merger

2.        Walaupun hasil analisis menunjukkan bahwa hasil merger akan lebih baik, namun tetap memerlukan waktu penyesuaian, terutama untuk menyatukan budaya kerja dari kedua perusahaan.












DAFTAR PUSTAKA




makalah ini saya buat sendiri untuk keperluan mata kuliah saya (PEP)dengan mengambil informasi-informasi dari berbagai situs yang ada di google.

7 comments: